Apa Itu Money Laundry? Cari Informasi Lengkapnya di Sini!

Money laundry atau money laundering merupakan istilah yang tentu sudah tidak asing di telinga Anda. Di negara kita, tindak pidana pencucian uang ini paling sering dihubungkan dengan korupsi. Praktik kotor ini memiliki tujuan utama untuk menyamarkan asal muasal suatu dana agar terlihat seolah-olah berasal dari aktivitas legal, padahal nyatanya tidak.

Praktik money laundry sendiri ternyata sudah mulai dilakukan cukup lama di dunia bisnis. Untuk lebih memahami tentang money laundering, simak pembahasan lengkapnya berikut ini!

Apa Itu Money Laundry?

Dilansir dari Investopedia, tindakan pencucian uang atau money laundry merupakan sebuah proses ilegal menghasilkan uang dari kegiatan kriminal (seperti jual beli narkoba atau pendanaan teroris), seolah-olah berasal dari sumber yang legal. Ini karena uang yang berasal dari tindak kejahatan dianggap sebagai uang kotor dan proses ‘mencuci’ dalam money laundering dilakukan untuk membuat uang tersebut terlihat bersih.

Pencucian uang adalah tindakan kejahatan keuangan serius yang kerap dilakukan oleh penjahat kerah putih maupun penjahat jalanan. Sebagian besar perusahaan keuangan memiliki kebijakan anti pencucian uang (anti-money-laundering/AML) untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas ini terjadi di dalam perusahaan.

Sejarah Money Laundry

Pencucian uang konon adalah praktik yang sudah dilakukan sejak lama oleh manusia. Sejak tahun 2000 sebelum masehi, pedagang kaya Cina akan memindahkan keuntungan yang mereka dapatkan ke luar Cina, ini karena pemerintah setempat tidak mendukung adanya perdagangan komersial. Mereka kemudian menginvestasikan kembali dana selundupan milik mereka di perusahaan lain. Cara ini masih digunakan sampai sekarang.

Istilah money laundering sendiri baru benar-benar digunakan pada tahun 1920 selama era larangan di Amerika Serikat. Karena alkohol dibuat secara ilegal di Amerika Serikat, pasar gelap yang menguntungkan kemudian muncul untuk mengisi celah permintaan. Kejahatan terorganisir pun meledak saat permintaan alkohol meningkat.

Jika Anda pernah mendengar tentang Al Capone, darinyalah istilah money laundering berasal. Dia adalah seorang bos mafia Chicago. Istilah “pencucian uang” konon berasal dari Al Capone ketika dia memutuskan untuk mendirikan usaha laundry di seluruh kota untuk menyamarkan uang ilegal yang yang dia dapatkan dari penjualan alkohol. Setiap keuntungan ilegal yang diperolehnya dalam penjualan minuman keras akan ditambahkan ke pendapatan laundry. Ketika uang sudah masuk ke sistem keuangan laundry yang merupakan bisnis legal, maka uang tersebut dianggap sudah bersih.

Sebelum tahun 1980, pencucian uang nyaris dianggap bukan sebagai pelanggaran hukum. Orang-orang menganggap bahwa penghindaran pajak adalah pelanggaran yang serius. Al Capone bahkan tidak ditangkap dan masuk penjara karena money laundering yang dia lakukan, melainkan karena usaha menghindari pajak. Seiring dengan berjalannya abad ke-20, perdagangan produk terlarang seperti narkoba menjadi salah satu sumber pencucian uang terbesar.

Sejarah Money Laundry di Indonesia

Ilustrasi gambar praktik money laundry

Sejak pertama kali kemunculannya, praktik pencucian uang berkembang luas di berbagai belahan dunia. Masing-masing negara pun menerapkan hukum yang berbeda-beda untuk pelakunya. Di Indonesia sendiri, Undang-undang TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang) pertama kali secara resmi disahkan tahun 2002. Ini menandai bahwa pencucian uang sudah dikriminalisasi di negara kita.

Karena pencucian uang terus berkembang dan semakin kompleks, Financial Action Task Force (FATF) on Money Laundering meluncurkan aturan yang menjadi standar secara internasional. Hal ini demi mengantisipasi semakin kompleks dan variatifnya modus pencucian uang dilakukan oleh para pelaku kriminal. Undang-undang money laundering di Indonesia pun kemudian mengalami perubahan beberapa kali.

Saat ini definisi, aturan hingga hukuman yang dikenakan untuk pelaku pencucian uang diatur secara resmi lewat pasal 2 UU RI No. 8 Tahun 2010. Adapun lembaga yang bertugas untuk mengawasi dan memberantas money laundering di Indonesia adalah PPATK atau Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Cara Melakukan Money Laundry

Proses money laundering sangat penting bagi pelaku maupun organisasi kriminal yang ingin menggunakan uang yang didapat lewat kejahatan dengan cara efektif. Berurusan dengan yang tunai ilegal dalam jumlah besar tidak efisien dan berbahaya. Para pelaku kejahatan membutuhkan cara untuk bisa menyimpan uang di lembaga keuangan yang sah. Dan untuk bisa melakukannya, mereka harus membuat uang tersebut berasal dari sumber yang sah.

Proses pencucian uang secara umum melibatkan 3 langkah yang placing (penempatan), layering (pelapisan) dan integration (integrasi).

  • Placing. Placing dilakukan dengan cara menyuntikkan yang kotor ke dalam sistem keuangan yang sah secara diam-diam
  • Layering. Layering bertujuan untuk menyembunyikan sumber dana lewat serangkaian transaksi dan manipulasi pembukuan
  • Integration. Pada tahap terakhir yakni integrasi, uang yang sudah dianggap ‘bersih’ ditarik dari rekening yang sah untuk dipakai dalam berbagai tujuan sesuai dengan keinginan si pelaku.

Dalam praktik di dunia nyata, tahapan di atas bisa saja berbeda. Prosesnya mungkin melibatkan ketiga tahap, atau melalui beberapa tahapan yang digabung atau diulang beberapa kali. 

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencuci uang, mulai yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Salah satu teknik yang paling umum adalah dengan menggunakan bisnis legal berbasis uang yang dimiliki oleh organisasi kriminal yang melakukannya. Misalnya saja seperti praktik usaha laundry yang dilakukan oleh Al Capone.

Contoh Kasus Money Laundry

Kasus pencucian uang yang dilakukan Al Capone bisa jadi adalah kisah yang paling populer. Namun, ada banyak sekali kasus money laundering yang juga tidak kalah terkenal antara lain:

Kasus Liberty Reserve

Liberty Reserve adalah pendahulu Bitcoin, mata uang virtual pertama di dunia. Arthur Budovsky dijatuhi hukuman 20 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah menggunakan perusahaannya untuk melakukan operasi pencucian uang multinasional yang mencakup pencurian kartu kredit dan kartu identitas, skema Ponzi hingga peretasan komputer. Sebelum ditutup oleh pemerintah Amerika Serikat, Liberty Reserve telah melakukan transaksi gabungan senilai $8 miliar.

Kasus Paul Manafort

Paul Manafort adalah manajer kampanye untuk Calon Presiden Donald Trump. Sampai saat ini kasus hukum Manafort masih berjalan tapi Manafort sendiri sudah dihukum karena beberapa tuduhan penipuan dan pencucian uang sebesar $30 juta.

Manafort dan rekannya Rick Gates dituduh memalsukan dokumen keuangan dan berbohong kepada akuntan dan pembuat pajak untuk melindungi uang senilai jutaan dolar dari pengawasan pihak berwenang.

Kasus Standard Chartered

Standard Chartered sudah lama terjebak dalam investigasi pencucian uang. Beberapa lembaga internasional bahkan mengenakan denda pada bank itu baru-baru ini (tepatnya pada musim gugur 2018). Dalam kasus terbaru, pihak berwenang Singapura menuduh bahwa Standard Chartered gagal mencegah pencucian uang yang dilakukan oleh kelompok teroris dan mendenda bank karena melanggar kepercayaan senilai hampir $5 juta. Sebelumnya, Standard Chartered juga sudah menghadapi denda dari otoritas Amerika Serikat.

Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang money laundry. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menghindarkan kita dari kejahatan pencucian uang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.